MANIFESTO, MAKASSAR – Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah, menegaskan, harga jagung masih berkisar Rp3.150 di pusat.
Sayangnya harga di tingkat petani justru jeblok di kisaran Rp1.500. Menurut dia, permasalahan harga ini ternyata ada di para pengumpul dan pedagang yang mempermainkan harga jagung para petani.
“Jagung ini ada permainan di tingkat pedagang, pengumpul,” ungkap Nurdin, di Gubernuran, Kamis 29 April 2020.
Ia menegaskan agar pihak terkait melakukan reaktualisasi soal harga jagung di tingkat petani. “Makanya kalau ini dia tidak segera melakukan reaktualisasi, terutama harga di tingkat petani, kita ambil alih nanti,” tegasnya.
Menurut Nurdin, masalah serupa sering terjadi dari tahun ke tahun dan ironisnya harga anjlok di saat petani melakukan panen, sementara saat penanaman harga justru naik tinggi.
“Saya yakin itu kita akan ambil alih. Kenapa? Karena sudah sekian lama petani tetap menderita ketika panen raya harganya pada jatuh,” ungkapnya.
Sebelumnya, Nurdin mengaku sudah mendapatkan informasi dari PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk bahwa harga masih Rp3.150 dan tidak ada perubahan harga sampai berita ini diterbitkan.
“Kemarin saya sudah undang pimpinan cabang Pokphand sudah mengatakan kita tidak pernah membeli jagung di bawah 3.150 (Rupiah). Oleh karena itu mungkin kita akan ada di antara petani dan industri,” pungkasnya.
Editor: Azhar