MANIFESTO.ID, MAKASSAR- Muslim Rohingya yang menjadi pengungsi mengadukan nasib mereka ke DPRD Sulsel, Senin 3 Februari 2020.
Kedatangan perwakilan muslim Rohingya didampingi sejumlah ormas Islam, di antaranya, Forum Umat Islam Bersatu, Muhammadiyah dan Hidayatullah Sulsel. Mereka diterima oleh Wakil Ketua DPRD Sulsel, Muzayyin Arif.
Juru bicara masyarakat Rohingnya, Nur Islam mengatakan, pihaknya datang untuk kembali meminta perhatian pemerintah terhadap pengungsi muslim Rohingya di Sulsel. Kondisi pengungsi kata dia, masih sangat memprihatinkan dan menbutuhkan perhatian pemerintah.
“Kami meminta pemerintah memperhatikan kami, utamanya dalam hal layanan kesehatan dan pemenuhan kebutuhan dasar lainnya, seperti makan minum,” kata Nur Islam.
Nur Islam juga menyampaikan jika kondisi pengungsi Rohingya saat ini masih jauh dari kata layak. Apalagi, biaya santunan Rp500 ribu sebulan untuk biaya hidup tiga orang masih sangat sulit.
“Masih jauh dari kata layak,” ujar dia.
Sementara itu, Ketua Forum Ummat Islam Bersatu, Muhtar Dg Lau membenarkan kondisi yang dialami oleh para pengungsi Rohingya itu. Ia berharap pemerintah dapat berkoordinasi dengan UNHCR dan IOM agar dapat meningkatkan kualitas layanan bagi para pengungsi sesuai hak mereka.
“Jika persoalan ini berlarut dikhwatirkan akan memberi dampak sosial yang akan dirasakan masyarakat,” kata Muhtar.
Kuasa hukum masyarakat muslim Rohingnya Andi Amin meminta pemerintah Sulsel mendesak UNHCR agar memberi respon baik atas persoalan ini. Sebab pembahasan soal pengungsi Rohingya ini sudah berkali-kali digelar dan belum ada jalan keluar.
“Ini sudah berulang kali dibahas tapi belum ada hasil,” kata Amin.
Wakil Ketua DPRD Sulsel, Muzayyin Arif mengatakan, pihaknyamewakili Pimpinan DPRD Provinsi berupaya meneruskan ke pimpinan DPRD Sulsel terkait aspirasi yang disampaikan masyarakat muslim Rohingnya itu.
Ia berharap persoalan pengungsi Rohingnya ini dapat selesai dengan baik. Pihak-pihak yang terlibat seperti UNHCR, IOM diharapkan kerjasama yang baik menangani persoalan pengungsi ini.
“Kalau tidak diperhatikan dengan baik maka akan jadi problem social yang berdampak pada kehidupan masyarakat di Sulsel,” ujarnya.
Editor: Azhar