Danny Pomanto, Ikut Skenario NH atau RMS

Danny Pomanto bersama NUrdin Halid. (Int)
Danny Pomanto bersama NUrdin Halid. (Int)
judul gambar

MANIFESTO.ID, MAKASSAR—Kandidat walikota Makassar Moh Ramdhan Pomanto dalam dilema besar. Danny, sapaan akrabnya diperhadapkan pada pilihan yang tidak mudah untuk menentukan pasangan di Pilwali Makassar.

Jika salah memilih pasangan, bukan tidak mungkin, Danny akan kembali ditinggalkan oleh partai yang sebelumnya memberikan “angin segar”. Saat ini, Danny diperhadapkan pada dua nama yang dikabarkan ditawarkan kepadanya.

Bacaan Lainnya

Nama mantan anggota DPR RI, Indira Chunda Thita Syahrul ditawarkan oleh Partai Nasdem lewat Ketua Ketua DPW Nasdem Sulsel Rusdi Masse. Jika menggandeng putri Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo itu, maka peluang mengendarai partai besutan Surya Paloh terbuka lebar.

Hanya saja, Danny juga saat ini berstatus kader Nasdem. Jika berpasangan dengan Thita, maka masyarakat kota Makassar akan menyaksikan duet Nasdem- Nasdem di Pilwali.

Nasdem di DPRD Makassar hanya memiliki enam kursi. Jumlah itu tidak cukup untuk digunakan untuk mendaftar di KPU Makassar. Butuh rekan koalisi.

Partai Golkar juga mengisyaratkan akan mengusung Danny di Pilwali Makassar. Hanya saja, Golkar juga menawarkan mantan anggota DPRD Sulsel Zunnun Nurdin Halid sebagai pasangan yang wajib digandeng Danny.

Golkar yang dipimpin langsung Ketua DPD I Partai Golkar Nurdin Halid hadir langsung saat musyawarah rakyat yang digelar Danny di Celebes Convention Centre (CCC) akhir pekan lalu. Kehadiran NH itu dinilai sebagai bagian dari bargaining penawaran Zunnun ke Danny.

“Saya kira ini pilihan sulit bagi Pak Danny, apalagi jika setiap parpol menawarkan kadernya sebagai pasangan, tergantung Pak Danny mau ikut skenario siapa?” kata pengamat politik Universitas Indonesia Timur Azhar Aljaurida, Rabu 26 Februari 2020.

Namun, selain mempertimbangkan penerimaan parpol koalisi, Danny juga harus menimbang aspek elektoral dari calon wakil yang ditawarkan. Azhar mengatakan, jika diperhadapkan di antara Zunnun dan Thita bukan perkara mudah.

“Selain aspek koalisi parpol, elektoral calon wakil Pak Danny juga harus menjadi pertimbangan matang karena ujung dari kontestasi adalah kemenangan,” kata Azhar.

Apalagi kata Azhar, Danny memiliki pengalaman buruk di Pilwali 2018. Tersingkir di arena Pilwali, meski berstatus petahana.

Editor: Malik

judul gambarjudul gambar

Pos terkait