MANIFESTO, KABUL – Jalaluddin Ar-Rumi merupakan seorang penyair sufi legendaris dalam sejarah peradaban Islam. Ia lahir di kompleks Balkh, Afghanistan pada 30 September 1207.
Pihak berwenang Afghanistan berencana membangun kembali kompleks pengajaran Islam abad ke-13 di Provinsi Balkh, yang pernah menjadi rumah bagi Jalaluddin Rumi. Lokasi tersebut pernah menjadi tempat belajar yang terdiri dari masjid, biara, dan madrasah untuk ratusan murid ayahnya, teolog Bahauddin Walad, yang dikenal oleh orang Afghanistan sebagai Sultan Al-Ulema.
Beberapa tahun setelah keluarga Rumi meninggalkan Balkh, sekitar tahun 1210, kota makmur di barat laut ibukota provinsi, Mazar-e Sharif, dihancurkan oleh pasukan Mongol Genghis Khan yang menyerbu dari timur laut.
Pekerjaan untuk membangun kembali Balkh memakan waktu lebih dari satu abad dan situs pembelajaran tetap dalam reruntuhan. Berabad-abad kemudian, ketika miliaran dolar bantuan asing mulai mencapai Afghanistan setelah penggulingan Taliban pada 2001, pemerintahKabulmendapat kecaman karena gagal memulihkan pusat Walad.
Saat ini, pekerjaan restorasi akan dimulai kembali. “Itu akan dibangun kembali dengan cara klasik dan tradisional,” kata Wakil Menteri Informasi Afghanistan, Shivaye Sharq dilansir dari Arab News, Kamis 28 Januari 2021.
“Dengan kebangkitan kembali biara, kami berharap dapat memperkenalkan orang-orang pada harta karun yang hilang,” katanya.
“Selain biara, akan ada museum, sanggar tari sama, salon budaya, taman, dan perpustakaan,” tambahnya.
Tarian berputar atau disebut tarian sufi sema merupakan tarian peninggalan Rumi. Pengikutnya kerap mempraktikkannya sebagai bentuk doa dan pengabdian.
Rumi menghabiskan sebagian besar hidupnya di Anatolia, Turki, dan dimakamkan di Konya dan kini menjadi tempat ziarah. Pemerintah Turki bertahun-tahun yang lalu berjanji untuk membantu membangun kembali pusat pengajaran Islam, tetapi janji tersebut belum terpenuhi.
Kepala pusat informasi dan budaya di Provinsi Balkh, Matiullah Karimi, mengatakan biaya proyek restorasi sebesar 7 juta dolar akan ditanggung oleh pemerintah Afghanistan.
“Sebagian dari kubah besar yang terbuat dari lumpur dan empat yang lebih kecil adalah satu-satunya yang tersisa dari biara,” kata Karimi.
“Pemulihan vihara ini penting untuk menjaga warisan budaya dan pembelajaran kita, dan juga baik untuk industri pariwisata,” ujarnya
Bagi cendekiawan Afghanistan, Hashmatullah Bawar, seorang dosen ilmu sosial di Universitas Dunya Kabul, mengatakan, pemulihan pusat pembelajaran juga akan membantu masyarakat luas. Karena kemajuan suatu bangsa tidak diukur dari bangunan yang menjulang, jalan yang panjang dan kekayaan yang tidak mempromosikan ilmu pengetahuan dan sains, tetapi oleh perpustakaan, pusat ilmu pengetahuan dan pusat-pusat seperti Walad, yang menjadi sumber harapan bagi banyak orang.
Daya tarik Rumi masih dianggap sebagai salah satu penyair terhebat dan juga terlaris di dunia semakin menguatkan antusiasme atas rekonstruksi pusat pengajaran ayahnya.
“Rumi mewarisi pemikiran mistiknya dari ayah buyutnya,” kata Saleh Mohammed Khaliq, kepala Balkh Writers ‘Union.
“Pemikiran humanis dan mistis sangat dibutuhkan di dunia kita saat ini, yang telah menjadi korban kekerasan dan perang,” tambahnya.
Sumber: Republika