Nasdem Bereaksi, Danny Berada Pada Posisi “Rumit” di Pilwali Makassar

Ketua DPW Nasdem Sulsel Rusdi Masse saat bersama Ramdhan Pomanto beberapa waktu lalu. (Int)
Ketua DPW Nasdem Sulsel Rusdi Masse saat bersama Ramdhan Pomanto beberapa waktu lalu. (Int)
judul gambar

MANIFESTO, MAKASSAR– Ketua Nasdem Sulsel Rusdi Masse mulai memperlihatkan ketidaknyamannnya atas sikap Moh Ramdhan Pomanto alias Danny yang mengisyaratkan akan menggandeng kader Golkar Zunnun Nurdin Halid.

Pasca Tasyakukkran dan Deklarasi Partai Golkar di Celebes Convention Centre (CCC) pecan lalu, Danny langsung menunjukkan keinginannya berpasangan dengan putra Ketua DPD I Partai Golkar Nurdin Halid itu. Zunnun pun membalas dengan tampil ke public dan menunjukkan kesediaannya menjadi pendamping Danny Pomanto.

Bacaan Lainnya

“Saya maunya Danny berpasangan dengan None (Irman Yasin Limpo),” kata Rusdi Masse kepada wartawan.

RMS menegaskan, jika paket Danny- None adalah paket ideal yang menjanjikan kemenangan di Pilwali Makassar. Jika Danny “memaksakan” berpasangan dengan Zunnun, maka anggota Komisi III DPR RI itu memberi isyarat meninggalkan kadernya itu.

Terkait sikap RMS itu, pengamat politik Universitas Muhammadiyah Makassar Luhur A Priyanto mengatakan, jika sejak awal dengan keluarnya surat tugas dari Partai Nasdem, Danny sudah berada pada posisi yang rumit. Disusul dengan surat tugas Partai Golkar semakin menambah rumit posisi mantan walikota Makassar itu.

Apalagi, semua parpol yang ingin mengusung Danny menawarkan kadernya sebagai kandidat wakil untuk digandeng di Pilwali. Bermula dari Nasdem yang mengusulkan Irman Yasin Limpo dan Partai Golkar meminta Danny berpasangan dengan Zunnun.

“Model surat tugas sebenarnya semacam pelipur lara. Bentuk dukungan bersyarat. Surat seperti itu belum bisa diklaim sebagai dukungan resmi. Memang kandidat yang memilikinya, punya peluang lebih besar untuk mengendarai partai yang memberi, tetapi harus memenuhi syarat yang ditentukan DPP,” kata pengamat politik Universitas Muhammadiyah Makassar Luhur Andi Prianto kepada Manifesto.Id, Jumat 13 Maret 2020.

Luhur mengatakan, untuk kasus Danny, menjadi lebih rumit. Partai Golkar menawarkan Zunnun yang dinilai tidak cukup prospektif untuk memenangkan kontestasi. Di sisi lain, elit DPW Nasdem juga punya kecenderungan pilihan untuk calon wakil bagi Danny.

“Belum aman, apalagi Pak Danny diperhadapakan pada situasi yang rumit karena parpol yang akan menggenapkan koalisi juga menawarkan calon wakil,” kata Luhur.

Bukan tidak mungkin, Nasdem atau Golkar akan meninggalkan Danny jika penawaran mereka diabaikan. Luhur mengatakan, Danny berada pada posisi simalakama saat ini di Pilwali Makassar. Kehilangan Nasdem jika memaksakan Zunnun dan ditinggalkan Partai Golkar jika menggandeng None.

“Saya melihatnya saat ini Pak Danny berada pada posisi simalakama dan sangat menentukan langkah beliau di Pilwali Makassar,” terang Luhur.

Editor: Azhar

judul gambarjudul gambar

Pos terkait