MANIFESTO, MANILA – Pemerintah Filipina tidak akan mengembalikan sistem belajar di sekolah-sekolah sebelum vaksin Covid-19 ditemukan. Saat ini, pelajar di negara tersebut belajar jakar jauh via televisi.
Presiden Filipina Rodrigo Duterte menyatakan, jika para pelajar tidak bisa lulus di masa pandemi virus corona, maka mereka tidak wajib masuk sekolah terlebih dulu supaya tidak ikut menyebarkan penyakit.
“Kami akan mengikuti arahan presiden untuk menunda proses pembelajaran tatap muka di kelas sampai vaksin tersedia,” kata Menteri Pendidikan Filipina, Leonor Briones, dalam jumpa pers, seperti dilansir AFP, Selasa (9/6/2020).
Kegiatan pembelajaran tatap muka di sekolah di Filipina mulanya diperkirakan akan dimulai kembali pada Agustus mendatang. Namun, karena kondisi tidak memungkinkan, maka para guru akan memberlakukan metode pembelajaran jarak jauh melalui internet atau siaran stasiun televisi.
Meski begitu, proses tersebut dinilai tidak mudah karena jutaan pelajar di Filipina berada dalam kondisi pas-pasan. Mereka tidak mempunyai akses internet apalagi komputer, yang dinilai perangkat utama untuk menunjang pembelajaran jarak jauh.
Pemerintah Filipina juga tidak memberi jalan keluar terkait persoalan tersebut.
“Para pengajar dan sekolah harus beradaptasi tergantung dari ketersediaan bentuk komunikasi yang ada,” kata Briones.
Meski begitu, hanya segelintir masyarakat yang menentang penundaan pembelajaran tatap muka di sekolah di Filipina. Apalagi kasus virus corona di Filipina bertambah ratusan pasien setiap hari, meski sudah menerapkan pembatasan kegiatan dan penguncian wilayah (lockdown).
Selama ini anak-anak di Filipina dilarang keluar rumah jika tidak ada keperluan mendesak.
Sedangkan proses penerimaan siswa baru secara daring di Filipina mulai digelar bulan ini, meski tahun ajaran baru yang biasanya dimulai pada Juni sampai April kemungkinan juga akan ditunda.
Sampai saat ini para perusahaan obat terkemuka di dunia berlomba-lomba menemukan vaksin virus corona. Akan tetapi, belum diketahui kapan vaksin itu bakal memasuki tahap produksi usai ditemukan.
Salah satu perusahaan obat yang cukup besar asal Inggris, AstraZeneca, menyatakan akan memproduksi vaksin mulai September mendatang jika dalam uji coba dinilai manjur.
Editor: Azhar