MANIFESTO, MAKASSAR– Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) I Partai Golkar Sulsel Taufan Pawe membeberkan alasan kenapa loyalis Nurdin Halid menolak draft kepengurusan yang diajukan ke DPP Partai Golkar.
Taufan menegaskan, jika reaksi tiga formatur masing- masing Abdllah Natsir, Farouk M Betta, dan Imran Tenri Tata Amin Syam karena menolak anggota fraksi Partai Golkar Sulsel diakomodir masuk kepengurusan. Padahal, anggota fraksi adalah kader- kader yang terbukti memiliki banyak kontribusi ke Partai Golkar.
Taufan mengaku, mengakomodir semua pihak sesuai dengan petunjuk DPP karena ingin formasi ideal dalam kepengurusan. Dengan mengakomodir semua potensi maka akan menjadi jaminan kebesaran Partai Gokar di Sulsel.
“Ini adalah luapan kekecewan ketiga formatur itu. Saya ingin bagaimana terwujud struktur kepengurusan ideal, sesuai saran DPP agar anggota fraksi difungsikan, atau dioptimalisasikan. Tentu saya masukkan dalam kepengurusan,” kata Taufan, Rabu 26 Agustus 2020.
Taufan membantah tak melakukan rapat formatur. Dia mengaku lima formatur sudah melakukan rapat bersama di Jakarta. Namun, tiga formatur tersebut tetap menolak hasil rapat tersebut.
“Sudah rapat bersama, dan saya menyodorkan nama struktur, namun mereka menolak beberapa nama, termasuk nama anggota fraksi yang masuk dalam struktur, serta beberapa nama untuk mengisi jabatan yang mereka tawarkan,” beber Taufan.
Selain menolak anggota fraksi mauk dalam kepengurusan, tiga formatur itu juga dikabarkan menolak sekretaris ditempati Ashary Sirajuddin dan ketua harian dijabat oleh Ketua DPRD Sulsel, Ina Kartika Sari. Mereka menginginkan sekretaris diisi oleh Kadir Halid dan ketua harian dijabat Arfandy Idris
Editor: Azhar