MANIFESTO, JAKARTA– Kepala Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) yang juga Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian menyebut batas wilayah antara Indonesia dengan Malaysia di Selat Malaka hanya ditandai dengan pelampung.
Tito mengetahui hal itu usai meninjau Karang Singa dan Karang Salatan di Kepulauan Riau. Menurut Tito, dua karang itu merupakan titik penting kedaulatan negara yang seharusnya disertai penanda teritorial.
“Ini saya melihat belum ada tanda-tanda yang permanen sebagai milik kita, yang ada hanya buoy saja, pelampung,” kata Tito usai peninjauan, dikutip dari keterangan tertulis Pusat Penerangan Kemendagri, Kamis (13/1).
Tito langsung berkoordinasi dengan sejumlah pemangku kepentingan. Dia berkata akan ada pembangunan mercusuar di wilayah itu sebagai penanda teritori Indonesia.
Mantan Kapolri itu berkata menjaga kedaulatan negara adalah hal yang sangat penting. Dia menyebut hal itu bisa berdampak pada banyak sektor kehidupan.
“Menjaga kedaulatan di batas terluar perlu dilakukan agar peristiwa semacam Sipadan-Ligitan tak kembali terulang,” ucapnya.
Sebelumnya, Indonesia sering kali berhadapan dengan negara tetangga dalam urusan wilayah perbatasan. Bahkan, persoalan ini menjadi perhatian khusus Kementerian Luar Negeri untuk tahun 2022.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan diplomasi Indonesia di 2022 berfokus memperkuat kedaulatan wilayah. Pemerintah terus bekerja untuk mempercepat penyelesaian perundingan perbatasan dengan negara-negara tetangga.
Indonesia akan melakukan perundungan dengan Malaysia dan Timor Leste terkait batas darat. Di saat yang sama, Indonesia berunding dengan dengan Malaysia, Palau, Filipina, dan Vietnam dalam urusan batas wilayah maritim.
“Secara khusus, saya ingin menekankan satu prinsip terkait kedaulatan dan hak berdaulat di perairan Indonesia, bahwa klaim apapun oleh pihak manapun harus dilakukan sesuai dengan hukum internasional termasuk UNCLOS 1982,” ucap Retno.
Sumber: CNN