Tiga Pakar Corona Siap Bantu Sulsel Tangani Covid-19

Tiga pakar corona nasional siap membantu penanganan Covid 19 di Sulsel. (Int)
Tiga pakar corona nasional siap membantu penanganan Covid 19 di Sulsel. (Int)
judul gambar

MANIFESTO, MAKASSAR– Tiga pakar dari Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Nasional Dr Andani Eka Putra, Ahmad Alghozi Ramadhan, dan Dr Aqua Dwipayana siap membantu Sulawesi Selatan mengeliminasi kasus Covid-19. Dengan keahliannya masing-masing mereka akan total membantu menurunkan angka penderita corona di Sulsel.

“Kami mendapat tugas dari Kepala Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Nasional Bapak Letjen TNI Doni Monardo untuk membantu Pemerintah Provinsi Sulsel dalam menangani Covid-19. Makanya kami sengaja datang ke sini,” ujar mereka senada.

Bacaan Lainnya

Mereka menyampaikan itu saat sharing Komunikasi dan Motivasi di hotel Swiss-Belhotel Makassar yang merupakan Posko Duta Wisata Covid-19 Sulsel, Minggu 26 Juni 2020. Pesertanya puluhan anggota Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Sulsel. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulsel Ichsan Mustari sebagai moderator.

Dr Andani adalah Kepala Laboratorium Diagnostik dan Riset Terpadu Penyakit Infeksi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas (Unand) Padang, Sumatera Barat (Sumbar). Dia bersama timnya dengan peralatan dan fasilitas yg sederhana dalam sehari mampu memeriksa hingga 2.600 spesimen. Itu prestasi yang sangat membanggakan dan luar biasa.

Laboratorium yang dipimpin Andani beroperasi mulai 20 Maret 2020 setelah mendapat ijin dari Kementerian Kesehatan. Sampai sekarang seluruh petugasnya hanya libur sehari saat Lebaran Idul Fitri.

Mereka yang berjumlah sebanyak 60 orang bekerja secara bergantian selama 24 jam. Targetnya setiap hari memeriksa ribuan spesimen.

Kepada seluruh peserta Andani menceritakan pengalamannya saat mendirikan laboratorium itu. Semuanya serba terbatas termasuk dana.

Andani dari dana sisa riset berusaha untuk melengkapi sendiri berbagai fasilitas di laboratoriumnya. Antara lain menambah dua mesin Polymerase Chain Reaction (PCR), elisa reader, winston blood, dan sekat inkubator.

Menurut Direktur Rumah Sakit Fakultas Kedokteran Unand Padang itu, dia juga banyak menggunakan uang pribadi untuk membeli berbagai peralatan buat laboratoriumnya. Jumlah totalnya mencapai Rp 850 juta.

“Pada Desember 2019 lalu semua peralatan itu saya hibahkan. Sengaja saya melakukan itu agar kalau saya meninggal kelak seluruh barang tersebut masih bisa digunakan,” jelas Andani serius.

Sesudah hibah itu dilakukan, jelas Andani, bantuan peralatan mulai berdatangan. Jumlahnya mencapai miliaran rupiah. Seiring dengan itu laboratoriumnya disahkan untuk menangani yang terkait Covid-19.

Sedangkan untuk petugasnya ditawarkan kepada yang punya pengalaman dengan molekuler. Mereka mahasiswa dan dosen dari berbagai bidang studi di antaranya Kedokteran, Farmasi, Biologi, Kimia, Peternakan, dan Pertanian.

Terkait dengan optimalisasi pemanfaatan laboratorium milik Rumah Universitas Hasanuddin Makassar, Andani optimis dalam waktu dekat bisa dilakukan. Asal semua sarannya dipenuhi.

“Tadi pagi saya sudah ketemu dan diskusi dengan Dirut Rumah Universitas Hasanuddin Makassar Prof Syafri kamsul Arif, Ibu Dr Rizalinda (lab mikro), dan Prof Nasrum Massi (lab mikro/Wakil Rektor 4 Universitas Hasanuddin). Sekaligus melihat laboratoriumnya yang lebih baik dari milik Universitas Andalas,” jelas Andani.

Editor: Azhar

judul gambarjudul gambar

Pos terkait