Usai Bajak Neymar dan Messi, PSG “Diserang” Presiden LaLiga

Lionel Messi dan Neymar Jr tertawa bersama usai melakoni laga final Copa America di Stadion Maracana, Rio de Jeneioro, Brazil, Minggu 11 Juli 2021. (Int)
Lionel Messi dan Neymar Jr tertawa bersama usai melakoni laga final Copa America di Stadion Maracana, Rio de Jeneioro, Brazil, Minggu 11 Juli 2021. (Int)
judul gambar

MANIFESTO, JAKARTA– Presiden LaLiga Javier Tebas kembali melancarkan serangannya buat Paris Saint-Germain. Ia menegaskan cara kerja PSG merusak sepakbola Eropa.

Tebas sudah konsisten mengkritik PSG, terutama sejak mereka ‘membajak’ Neymar dari Barcelona pada 2017 silam. Kala itu PSG menebus klausul rilis senilai 222 juta euro, tapi dianggap tak logis karena diduga melanggar aturan Financial Fair Play.

Bacaan Lainnya

Serangan Tebas buat PSG lantas kembali menguat, setelah sempat mereda, selepas PSG merekrut Lionel Messi musim panas ini. Baginya, hitung-hitungan beban gaji di PSG saja sulit diterima akal karena mereka membayar Messi, Neymar, dan Kylian Mbappe dengan gaji fantastis.

Sedang pemain-pemain seperti Mauro Icardi, Angel Di Maria, Gianluigi Donnarumma, hingga Marquinhos juga bayarannya tak bisa disebut kecil. Keempatnya dilaporkan menerima gaji di atas 200 ribu sampai mendekati 300 ribu euro per pekannya.

Tebas pun menyindir arogansi Paris Saint-Germain, yang menolak tawaran Real Madrid untuk Mbappe musim panas tahun ini. Ia juga menyoroti strategi membabi buta PSG demi memenangi Liga Champions.

“Yang tidak bisa dipahami adalah ada sebuah klub yang rugi 400 juta euro, punya beban gaji 500 juta euro, dan bisa menolak tawaran buat Mbappe,” ujar Javier Tebas dikutip dari detiksport, Selasa 14 September 2021.

“Aturan kontrol keuangan mengalami kegagalan di Prancis, itu merusak pasar Eropa. Sistemnya UEFA itu salah.”

“Kita mesti mendatangkan investasi, tapi bukan kontribusi tak terbatas dengan kerugian yang konstan. Di sektor lainnya, ini tidak akan diizinkan.”

“Mereka lebih memilih memenangi Liga Champions dan punya kerugian berjuta-juta euro. Cara mereka itu bisa bikin fans senang karena Anda memenangi Liga Champions, tapi Anda sudah mengacaukan sepakbola. Itu sangat berbahaya,” imbuhnya.

Editor: Azhar

judul gambarjudul gambar

Pos terkait